Rabu, 15 April 2015

Konvergensi Media di Tengah Masyarakat Global

Konvergensi Media di Tengah Masyarakat Global
Konvergensi media merupakan pengintegrasian segala bentuk media untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Contohnya yang paling mainstream pada beberapa dekade terakhir ini yaitu adanya handphone. Melalui benda kecil tersebut dengan semakin berkembangnya teknologi pengguna tidak perlu repot-repot membawa kalkulator, kamus, radio, televisi, stopwatch, catatan, kamera, bahkan mp3! Karena semua fitur tersebut sudah  tersedia di dalam handphone.  Konvergensi media ini bisa juga dalam bentuk presentasi digital yang disokong oleh adanya penggunaan internet. Jika dulunya surat kabar-surat kabar hanya sebatas ‘surat kabar´, kini surat kabar juga merambah ke dalam media online. Dari situ segi positif dan negatif dari konvergensi media mulai dirasakan. Baik dari kita sebagai pengguna maupun kita sebagai ‘produsen’.
Konvergensi media memiliki dampak positif bagi masyarakat. Yang pertama yaitu efisien dan praktis, pengguna dipermudah dalam mendapatkan informasi, berita, hiburan, dan  pembelian barang karena hal tersebut bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Tentunya dengan disertai jaringan internet yang lancar. Tidak hanya itu komunikasi jarak jauh juga terasa lebih mudah. Kedua, yaitu lebih hemat. Jika biasanya pengguna harus merogoh kocek yang lumayan untuk tiap hari, minggu, atau bulanan untuk berlangganan surat kabar, ini tidak lagi. Saat ini banyak provider yang telah bekerja sama dengan media-media online untuk menggratiskan beberapa akses situs. Misalnya saja pengguna kartu 3, mereka bisa leluasa mengakses situs seperti detik.com, okezone.com, viva.com, kompas.com, facebook.com, twitter.com, kaskus.com, olx.com, klik BCA bahkan akses bbm secara gratis! Hal ini juga biasanya terjadi untuk beberapa provider yang tengah melakukan beberapa promo seperti contohnya pembelian pulsa untuk nominal sekian yang akan dihadiahi gratisan internet. Ketiga yaitu sebagai ladang bisnis. Semakin mengglobalisasinya media internet menjadi ladang uang tersendiri bagi pebisnis. Mereka lebih bisa merambah pasar konsumen dan juga lebih bisa menghemat biaya finansial untuk pekerja dan untuk iklan. Keempat konvergensi media sebagai sarana menambah relasi & mengasah bakat. Maraknya situs jejaring seperti facebook, twitter, path, instagram, skype, whatsapp, line dan mesengger membuat relasi masyarakat mau tidak mau semakin bertambah. Melalui situs jejaring sosial tersebut masyarakat juga diuntungkan dengan karena bisa dijadikan sarana dalam mengasah bakat. Situs youtube (jika berkaitan dengan bakat menyanyi atau menari), instagram (jika berkaitan dengan bakat modelling), atau facebook dan twitter (jika berkaitan dengan bakat seni atau sastra). Karena biasanya jika seorang pengguna mengupload hasil karya pasti akan ada orang-orang yang mengomentari. Dari situ bisa dijadikan bahan refleksi seseorang untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
Konvergensi media memang memberikan dampak positif yang lumayan banyak namun konvergensi media juga tidak bisa terlepas dari dampak negatifnya. Pertama, perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dan cybersociety) (Satrio Aris Munandar-memahami konvergensi media). Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis. Pengguna yang tidak bijak akan menjadi malas dan tidak mau berfikir lagi sehingga menyalahgunakan internet untuk mengerjakan segala pekerjaan (terutama terjadi pada pelajar yang mengambil keuntungan melalui copast  hasil karya orang). Seharusnya hal seperti ini bisa disikapi lebih awal lagi oleh guru dan dosen.Kedua, munculnya masyarakat digital/ masyarakat maya. Kemajuan teknologi konvergensi yang maju telah mempersempit jarak dan mempersingkat waktu. Jarak dan waktu sudah bukan masalah lagi, misalnya pengguna berada di Eropa dengan pengguna lain di Asia bisa saling berkomunikasi saat itu juga melalui internet atau media lainnya tanpa perlu bertemu langsung. Hal ini menimbulkan masyarakat maya dimana komunikasi langsung secara face to face sudah tidak diminati lagi. Pendapat ini diperkuat dalam buku berjudul Handbook of new media: social shaping and social consequences of ICTs, dikatakan bahwa media konvergen menyebabkan derajat massivitas massa berkurang, karena komunikasinya makin personal dan interaktif (Lievrouw dan Livingstone, 2006: 164). Ketiga, media cetak mulai kalah dengan media online. Lebih efisien, hemat, dan praktisnya media online membuat para pengguna media cetak beralih ke media online. Dalam media online wartawan bebas mengupdate informasi secara langsung dengan teknologi konvergensi, akibatnya fungsi editor berkurang dalam pers. Masyarakat melalui media online dapat mengetahui berita pada waktu sesungguhnya atau pada saat peristiwa berlangsung, hal ini berbeda dengan media cetak yang harus menunggu keesokan harinya agar berita dapat disebarluaskan. Media cetak harus pintar-pintar menyikapinya kalau tidak mau tersingkir dari dunia bisnis. Keempat, kesenjangan sosial yang semakin besar. Ini diakibatkan menjamurnya jejaring sosial di dunia maya. Masyarakat terlalu terbius di kehidupannya di dalam dunia maya sehingga secara tidak langsung ia menghiraukan kehidupan yang sebenarnya terjadi sekitarnya. Biasanya hal ini terlihat saat seseorang berada di sebuah tempat umum yang mana ia pasti akan sibuk dengan handphonenya. Interaksi sosial tidak akan pernah terjadi jika tidak ada salah satu yang mau mengalah untuk bertegur sapa.
Namun dari itu semua tergantung terhadap kesadaran individu dalam menyikapinya, akankah ia semakin terlena dengan semakin canggihnya teknologi atau ia justru semakin terpacu untuk tidak mau kalah dengan hebatnya teknologi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar